Desa Jeladri turut memeriahkan Karnaval Kemerdekaan Kecamatan Winongan tahun ini dengan tema yang sangat kental dengan nuansa budaya, yaitu "Kebudayaan Indonesia untuk Nusantara Baru Indonesia Maju". Para partisipan dari desa ini tampil elegan dengan mengenakan kebaya, yang merupakan ikon pakaian tradisional Indonesia, serta menampilkan tarian tradisional sebagai wujud simbol kebudayaan yang telah lama dilestarikan.

Kepala Desa Jeladri, Muhamad Nurtinggal, menjelaskan bahwa pemilihan tema tersebut bukan tanpa alasan. Menurutnya, kebaya adalah simbol kuat dari budaya Indonesia yang harus terus dilestarikan, terutama di tengah perkembangan zaman dan perubahan besar yang terjadi di negara ini.

“Tema ini kami pilih karena kami ingin menegaskan pentingnya pelestarian budaya, khususnya kebaya, yang telah menjadi bagian dari identitas bangsa kita. Meskipun Indonesia telah resmi memindahkan Ibu Kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara pada 17 Agustus 2024, bukan berarti kita melupakan semua kebudayaan yang telah kita jaga bersama selama ini,” ungkapnya.

Karnaval ini juga sekaligus menjadi momen penting bagi warga Desa Jeladri untuk menunjukkan kecintaan mereka terhadap kebudayaan nasional. Partisipasi warga dalam mengenakan kebaya dan menampilkan tarian tradisional bukan hanya sebatas perayaan, melainkan juga sebuah pesan bahwa kebudayaan Indonesia tetap relevan dan harus dipertahankan dalam era Nusantara Baru.

Muhamad Nurtinggal juga menambahkan, bahwa dengan berpindahnya Ibu Kota ke Nusantara, tidak ada alasan untuk melupakan akar kebudayaan yang telah terbangun selama ratusan tahun.

“Ini sesuai dengan semangat Dirgahayu Republik Indonesia tahun ini, yaitu Nusantara Baru, Indonesia Maju. Kami berharap bahwa kemajuan Indonesia di masa depan akan selalu berjalan beriringan dengan pelestarian budaya yang menjadi warisan berharga,” lanjutnya.

Di sisi lain, Luluk, salah satu warga Jeladri yang ikut serta dalam karnaval tersebut, menyampaikan rasa bahagianya karena bisa terlibat dalam acara tersebut. Meskipun Desa Jeladri belum berhasil meraih juara, Luluk mengaku bangga karena partisipasinya dalam karnaval memberikan pengalaman berharga bagi dirinya dan seluruh warga Desa Jeladri yang begitu antusias hingga merelakan waktu untuk datang ke lokasi.

“Ada kebahagiaan tersendiri saat ikut serta dalam karnaval ini. Walaupun kami belum menang, tetapi pengalaman ini begitu berharga dan sangat menyenangkan. Saya harap karnaval seperti ini tetap diadakan setiap tahun, agar semangat kebersamaan dan cinta budaya terus tumbuh di tengah masyarakat,” katanya dengan penuh semangat.

Karnaval kemerdekaan di Kecamatan Winongan tahun ini bukan hanya menjadi ajang untuk merayakan kemerdekaan, tetapi juga sebagai wadah bagi masyarakat untuk mengekspresikan kebanggaan mereka terhadap budaya Indonesia. Partisipasi dari berbagai desa, termasuk Desa Jeladri, mencerminkan keberagaman budaya yang dimiliki Indonesia, serta semangat gotong royong dalam melestarikannya.

Perayaan kemerdekaan kali ini diharapkan dapat terus menginspirasi masyarakat untuk menjaga dan merawat kebudayaan yang menjadi identitas bangsa, meskipun perubahan besar sedang terjadi dengan adanya pemindahan Ibu Kota. Semangat Nusantara Baru dan Indonesia Maju, sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Desa Muhamad Nurtinggal, harus berjalan seiring dengan penghargaan dan pelestarian budaya tradisional yang sudah menjadi warisan turun-temurun.